Menjadi pebisnis biasanya lebih
menantang dan mengasah naluri bisnis kita secara alami. Begitu keluar
dari zona nyaman sebagai seorang pekerja rutin, kita dituntut untuk
lebih inovatif, sistematis dan bijaksana dalam mengatur suatu bisnis
yang baru saja kita bangun. Kadangkala bisa saja kita menjadi terlampau
bersemangat. Namun ada kalanya pula kita kehilangan rasa percaya diri
saat berada di tengah jalan.
Memutuskan untuk jadi pebisnis berarti
harus menyiapkan kepala dingin dan perencanaan yang matang. Karena
sekedar menggebu-gebu saja ternyata bukan modal yang cukup untuk
merintis suatu bisnis menuju kesuksesan. Bahkan, pebisnis yang terlampau
bersemangat bisa saja melakukan beberapa kesalahan. Kesalahan apa saja
yang sering dilakukan oleh para pebisnis?
1. Terlalu Percaya Diri
Percaya diri memang penting. Tak ada pebisnis yang sukses tanpa modal percaya diri. Tapi, ibarat pedang bermata dua, rasa percaya diri yang terlalu tinggi justru menyeret kita pada keadaan malas belajar, malas berinovasi atau tak mau mendengarkan pendapat orang lain. Padahal tak ada salahnya belajar dari pengalaman orang lain atau mendengarkan nasehat dari orang-orang terdekat. Karena semakin banyak pengetahuan yang kita peroleh, maka semakin banyak pula hal yang bisa kita pelajari.2. Membuat Produk Baru Tanpa Strategi Pasar
Bersemangat saat membuat konsep produk
baru memang sah-sah saja. Kegembiraan dan rasa antusias pasti mengiringi
semangat pembuatan produk. Tapi kita tetap harus memahami bahwa
perencanaan produk baru harus disertai dengan strategi pasar yang kuat.
Karena bila produk kita tak dapat melakukan penetrasi dengan sasaran
yang tepat, maka mustahil produk tersebut bisa diterima secara baik oleh
kalangan masyarakat yang menjadi target bisnis kita. So, rencanakan
dulu strategi pasar seperti apa yang ingin kita terapkan, ya.
3. Kurang Percaya Dengan Insting Bisnis
Insting bisnis kita akan semakin terasah
seiring dengan meningkatnya jam terbang dan pengalaman. Insting
tersebut bukan hanya sekedar perasaan random yang menghinggapi kita
ketika akan melakukan sesuatu, lho. Naluri yang kuat akan apa yang benar
dan apa yang salah akan membantu kita untuk bertindak secara cekatan
dan profesional.
4. Gagal Menetapkan Peran dan Tanggung Jawab yang Sesuai
Semangat berbisnis terkadang membuat
kita lupa untuk mengatur peran dan tanggung jawab sesuai dengan kinerja
dan kemampuan tim bisnis kita. Padahal hal ini sangat penting untuk
dilakukan agar kegiatan yang dilakukan oleh tim bisnis kita menjadi
lebih terarah dan bisa mencapai target yang diiinginkan. Deskripsi yang
singkat, padat dan jelas akan membuat tim bisa menunaikan tanggung jawab
sesuai dengan tugasnya masing-masing.
5. Menghindari Perdebatan
Perdebatan seringkali dianggap sebagai
sesuatu yang tabu bagi seorang pebisnis. Berdebat bukan berarti
bertengkar. Berdebat bisa saja saling berargumentasi dan mengutarakan
pendapat antar satu pihak dan pihak lain. Sehingga tak ada salahnya kita
mendengarkan pendapat orang lain. Karena kita tak pernah tahu dari mana
munculnya ide dan kreativitas yang sangat penting bagi perkembangan
bisnis kita. Siapa tahu orang yang berdebat sengit dengan kita ternyata
justru mendatangkan ide brilian yang tak ternilai harganya.
6. Mengabaikan Bullwhip Effect
Bullwhip effect (efek cambuk) adalah
proses terjadinya kesalahan dari salah satu aspek bisnis yang akhirnya
kemudian mempengaruhi terjadinya kesalahan di aspek bisnis lainnya
secara berurutan. Penyebaran aliran informasi pada bisnis harus ditata
secara efisien agar tak menimbulkan bullwhip effect. Bullwhip effect
mungkin tidak bisa dihilangkan sama sekali. Tapi bullwhip effect bisa
diminimalkan dengan menjaga efisiensi dan akurasi penyampaian informasi
dalam tim bisnis.
Walaupun para pebisnis seringkali
melakukan kesalahan dalam menjalankan roda bisnisnya, bukan berarti
menjadi pebisnis adalah momok yang menakutkan. Ulasan kali ini akan
mengajarkan kita untuk menyiapkan diri menjadi pebisnis yang
profesional. Kreatifitas bukan satu-satunya hal yang diperlukan dalam
membangun semua bisnis. Kita bisa membeli kreatifitas dari orang lain
yang memiliki sejuta ide. Namun sikap profesionalitas yang baik sebagai
pelaku bisnis utamanya dalam mengatur kontrol psikologis kita.