Indonesia kini mulai dilirik bisnis
waralaba dari negera tetangga. Seven Eleven (Sevel) adalah salah satu
contoh waralaba dari Jepang yang mulai merambah ke berbagai kawasan di
nusantara. Di kota besar seperti Jakarta waralaba ini kini sudah menjadi
tempat nongkrong bergengsi bagi kawula muda. Selain Sevel, ada banyak
lagi #waralaba asing yang masuk ke Indonesia karena melihat peluangnya yang masih cukup luas.
Pemerintah sebagai bagian dari pengatur
peraturan ini, mulai melakukan proses pengetatan agar waralaba dari luar
negeri ini tidak dengan mudah berkembang di Indonesia. Akan tetapi
keefektivitasan dari peraturan tersebut untuk membendung serbuan
waralaba asing belum terbukti hingga kini.
Di samping gemparnya berita mengenai
waralaba asing yang mulai merangsek masuk ke Indonesia, ternyata ada
juga waralaba asli Indonesia yang membanggakan. Waralaba-waralaba itu
mulai masuk ke negara tetangga dan juga dikenal banyak orang di sana.
Meskipun di negeri sendiri waralaba asing mulai digandrungi, sebaliknya
waralaba asli Indonesia juga digandrungi banyak orang di negara-negara
lainnya.
Menurut Asosiasi Franschise Indonesia
(AFI), ada beberapa waralaba asli Indonesia yang mulai merambah pasar
internasional dan siap bersaing dengan waralaba dari negara-negara
lainnya. Dalam data AFI, tercatat ada 5 pengusaha waralaba berbendera
merah putih yang mulai go international.
1. Ibu Murniati dengan Es Teller 77
Warung sederhana dengan nama Es Teller
77 ini didirikan pada tahun 1987 oleh ibu Munriati yang dibantu oleh
suaminya Trisno Budijanto serta anak dan menantunya, Yeni Setiawan
Widjaja dan Sukyanti Nugroho. Menu makanan yang disajikan di warung ini
adalah makanan asli Indonesia. Setelah merasa sukses dengan hasil dari
satu warung, ibu Murniati mencoba membuka peluang usaha ini menjadi
waralaba. Keputusan ini ternyata membuahkan hasil karena warung itu
mulai tersebar di seluruh wilayah nusantara.
Setelah merasa puas di negeri sendiri, warung Es Teller 77 mencoba mengenalkan #bisnis kuliner asli
Indonesia ini ke beberapa negara tetangga. Makanan Indonesia yang
memiliki rasa khas, ternyata mampu menarik minat warga negara lain
sehingga kini Es Teller 77 kini sudah berdiri di New Delhi, Melbourne
Australia, Malaysia, dan Singapura.
2. Johny Andrean dengan J.Co
Toko roti donat J.Co ternyata adalah
produk asli Indonesia yang digawangi oleh Johny Andrean. Banyak orang
yang tertipu dengan produk ini sehingga waralaba tersebut dikira berasal
dari luar Indonesia. Meskipun berasal dari Indonesia, J.Co mampu meraih
minat banyak orang baik di Indonesia dan juga du negara-negara Asean.
Sejak didirikan pada 26 Juli 2005, J.Co sudah memiliki 34 gerai yang
tersebar di berbagai negara. 34 gerai itu terbagi mulai dari 20 gerai di
Indonesia, 4 di Filipina, 2 di Shanghai, 3 di Singapura dan 5 di
Malaysia.
Rahasia dari kesuksesan J.Co adalah
konsep yang berbeda yaitu open kitchen yang mana membuat pembeli bisa
melihat proses pembuatan donat secara langsung. Harga yang terjangkau
juga menjadikan produk ini disukai banyak kalangan.
3. Rangga Umara Dengan Pecel Lele Lela
Waralaba makanan asli Indonesia ini
didirikan oleh Rangga Umara pada tahun 2006. Nama waralaba ini merupakan
singkatan dari Pecel Lele Lebih Laku. Nama biasanya mewakili dari
sebuah doa dan itu memang buktinya. Meskipun menu pecel lele adalah menu
yang kurnag modern, tapi di tangan pemuda tampan ini menu tersebut
mampu disulap dengan penampilan menarik. Itulah yang membedakannya
dengan pecel lele lainnya. Dari awal berdiri, waralaba ini sudah
tersebar di 12 provinsi dan kini sudah membuka cabangnya di Malaysia.
4. Pramono Dengan Ayam Bakar Mas Mono
Waralaba dengan makanan dari olahan ayam
ini dirintis oleh seorang pria bernama Pramono. Didirikan pada tahun
2001 dan hingga kini sudah memiliki 15 cabang di Indonesia dan beberapa
cabang di negara lain seperti Malaysia. Daging ayam yang lembut serta
bumbu khas Indonesia yang tiada duanya, mampu membuat banyak orang
menyukainya sehingga bukan perkara sulit memperkenalkan makanan ini ke
luar negeri.
5. Santoni Dengan Bumbu Desa
Indonesia sebagai negara dengan banyak
keanekaragamannya, mempengaruhi juga varian makanannya. Bumbu Desa
adalah waralaba yang mengangkat makanan khas dari tanah Sunda. Waralaba
ini mulai didirikan pada tahun 2004 yang dimulai dari usaha keluarga.
Dengan ciri khas bumbu desanya yang kini mulai susah ditemukan, Bumbu
Desa mampu membuka hingga 50 cabang di Indonesia dan mulai merambah ke
Malayasia dan Singapura.